AKARTA, suaramerdeka.com - Krisis keuangan yang
dialami klub-klub Indonesia Premier League (IPL) dalam mengarungi
kompetisi, tidak mendapat perhatian dari PSSI.
Sebagai induk sepak bola
nasional, PSSI justru melempar persoalan itu ke pengelola liga, dalam
hal ini PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).
Menurut Ketua
Umum PSSI Djohar Arifin Husin, pihaknya tidak akan intervensi lebih jauh
karena persoalan krisis keuangan itu bukan ranahnya. "Itu urusan
pengelola kompetisi," kata Djohar singkat, Senin (30/4).
Sejauh
ini, hampir semua klub IPL kesulitan dana karena bantuan dari konsorsium
tersendat sejak beberapa bulan lalu. Akibatnya, klub seperti Persema
Malang, PSM Makassar, Persija Jakarta dan Persijap Jepara tak bisa
menggaji para pemain dan manajemen.
Bahkan, klub yang berlaga di
Divisi Utama seperti PS Bengkulu memilih mundur dari kompetisi, begitu
pula Persipro Probolinggo tak melanjutkan ke ajang Piala Indonesia.
Sementara,
CEO PT LPIS Widjajanto akan mendesak pihak konsorsium supaya memenuhi
komitmennya mendanai klub-klub IPL. "Kami akan mendesak konsorsium agar
terus berkomitmen mendanai klub IPL sampai akhir kompetisi. Kami akan
berusaha membantu klub klub tersebut bertemu dengan pihak konsorsium,"
kata Widjajanto.
Dia mengakui bahwa para pemain, klub dan bahkan
kompetisi IPL merasakan dampak atas mandeknya kucuran dana dari
konsorsium. Namun, dia meminta agar persoalan ini tidak
dibesar-besarkan. Alasannya, IPL masih dalam masa transisi dari yang
dulunya mendapat suntikan APBD menjadi independen.
No comments:
Post a Comment